Belalang kembara (Locusta migratoria manilensis Meyen)
Belalang kembara (Locusta migratoria manilensis Meyen) termasuk dalam genus Locusta mempunyai beberapa sub-spesies yang wilayah penyebarannya berbeda-beda. Di Indonesia, L. migratoria manilensis Meyen merupakan satu-satunya spesies belalang yang mengalami fase transformasi dari sebanyak 51 spesies anggota famili Acrididae yang tercatat sebagai hama di Indonesia. Struktur tubuh belalang kembara terdiri dari tiga bagian yaitu kepala (caput), dada (thorax) dan perut (abdomen), mempunyai satu pasang antena, dua pasang sayap dengan tiga pasang tungkai. Famili Acrididae ini mempunyai kurang lebih sekitar 8000 spesies yang terdiri dari tiga sub-famili yaitu Cyrtacanthacridinae, Oedipodinae dan Acridinae .Pada abad ke-19 banyak kerusakan tanaman yang ditimbulkan oleh belalang kembara di daerah Laut Tengah, Eropa Tengah dan Eropa Timur. Serangan hama belalang di Indonesia pada tahun 1877, yaitu belalang L. migratoria manilensis Meyen yang menyerang pertanaman padi di pulau Halmahera. Pada tahun 1915 terjadi di Minahasa dan Sulawesi Selata,i Kalimantan Utara pada tahun 1918.. Pada bulan Oktober – Nopember 1973, 1974 dan 1975 kerusakan tanaman terjadi di seluruh pulau Sumba. Bulan April 1995 sampai Oktober 1999/2000, terjadi serangan di Lampung. Bulan Oktober 2005 menyerang tanaman di Kalimantan Barat. Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu propinsi yang bermasalah dalam hama belalang kembara dari 2007 hingga saat ini yakni di Kabupaten Timor Tengah Utara Belu dan Sumba Timur
Siklus Hidup Belalang Kembara
Siklus hidup dimulai dari telur.Telur yang baru dioviposisi berwarna putih alu berubah menjadi: kuning. Telurnya terdapat dalam suatu paket seperti bahan berupa buih yang cepat mengering yang dikeluarkan pada waktu bertelur. Saat bertelur betina membuat lubang di dalam tanah.. Nimfa yang baru menetas biasanya masih diselimuti oleh selaput telur yang kemudian dilepaskannya.. Nimfa pada fase soliter berwarna hijau atau coklat . Fase gregarius nimfa berwarna: kemerah-merahan/oranye/ kecoklat-coklatan dengan pola warna: dua garis horizontal hitam atau dua stripes di belakang mata majemuk, memiliki dua garis memanjang pada: pronotum & bakal sayap & juga pada lateral dan dorsal abdomen Individu dewasa pada densitas rendah kepala relatif sempit, pronutum kepala tinggi, femur belakang panjang. Pada densitas tinggi kepala lebih lebar, pronotum kepala rendah, femur lebih pendek dari sayap, warna tubuh coklat/kecoklatan dan abdomen lebih besar (betina), jantan warna tubuh kekuning-kuningan, lebih lancing tubuhnya dan lebih aktif dari betina.
Tanaman Kesukaan
Kelompok yang bermigrasi dapat memakan tumbuhan yang dilewatinya selama dalam perjalanan. Perilaku makan belalang kembara dewasa biasanya hinggap waktu sore hari dan malam hari sampai pagi hari sebelum terbang. Kelompok nimfa yang bermigrasi dapat memakan tumbuhan di lokasi selama dalam perjalanan. Belalang ini lebih cenderung memilih makanan yang lebih disukainya terutama dari famili gramineae. Tanaman yang diserang adalah jagung, padi, sorgum atau spesies rumput lainnya.
Gejala Serangan Pada Tanaman Jagung |
Gejala Serangan Pada Tanaman Padi |
Referensi
Dammerman KW. 1929. The Agricultural Zoologi of the Malay Archipelago.
Kalshoven LGE. 1950. De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesia, Dell I. Uitgev. W van Hoeve,’s Gravenhage.
Matheson R. 1951. Entomology for Introductory Cources. Comstock Publ. Co. Inc.
Soenardi. 1975. Keadaan Hama Belalang dan Pemberantasannya dewasa ini di Sumba. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Jakarta.
Vos HC AA. 1955. Belalang-belalang. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.