Pada tanggal 30 April 2024, Dosen Pembimbing Lapangan berkunjung ke tempat kegiatan MBKM di Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Jawa Tengah. MBKM di Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Jawa Tengah menjadi salah satu tempat program MBKM yang bekerja sama oleh Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan. Terdapat empat mahasiswa yang melaksanakan MBKM di Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Jawa Tengah, diantaranya Lubna Ummu Azhar, Tiara Ardellya Putri Dwi Wibowo, Farah Marda Azhar, dan Ma’ruf Farhan Mu’tashim selama 4 bulan, 1 semester sejumlah 20 sks.
Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Jawa Tengah, Sokhib menyambut baik kedatangan Achmadi Priyatmojo selaku guru besar Faperta UGM sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan dalam rangka supervisi kegiatan MBKM. Dalam sambutannya Sokhib menyampaikan bahwa sesuai amanah Undang-Undang No 21 tahun 2019, karantina adalah sistem pencegahan masuk, keluar dan tersebarnya HPHK/HPIK/OPTK, pengawasan keamanan pangan, pakan, produk rekayasa genetik, agensia hayati, jenis invasif asing, satwa liar, satwa langka dimasukkan ke dalam, antar area dan keluar wilayah Indonesia. Tupoksi dilaksanakan di beberapa satuan pelayanan (satpel).
Program MBKM memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menentukan mata kuliah di luar program studi secara terarah. Bentuk kegiatan pembelajaran MBKM memberikan tantangan dan kesempatan mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas dan kapasitas mahasiswa. Selama mengikuti magang, mahasiswa terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh edukasi tentang perkarantinaan impor, ekspor, antar area, laboratorium, fumigasi, deteksi dan identifikasi OPT/OPTK.
‘’Mahasiswa dapat mengembangkan kemandirian melalui dinamika lapangan kerja. Guna menjamin mutu program MBKM, kami melaksanakan supervisi. Tak kalah penting kunjungan ini juga untuk mengetahui sejauh mana perkembangan praktek kerja mahasiswa.’’ imbuh Achmadi Priyatmojo. Diharapkan usai MBKM, mahasiswa mengantongi segudang pengalaman, dan pengetahuan perkarantinaan. ‘’Sehingga mahasiswa mampu berpikir kritis dan tentunya dapat menjadi duta karantin dan generasi muda berkompeten.” pungkas Sokhib.