Pheropsophus occipitalis merupakan salah satu dari 48 spesies “Bombardier Beetle“ atau kumbang pembom. Kumbang ini termasuk pada famili Carabidae dan merupakan kumbang tanah. Serangga ini memiliki panjang tubuh 13 milimeter dan elytra gelap dengan barcak berwarna jingga serta memiliki sistem pertahanan diri yang sangat luar biasa seperti julukannya yaitu Bombardier Beetle. Saat terancam, kumbang bombardier menyemprotkan bahan kimia yang sangat panas mencapai 212°F (100°C) dengan suara yang nyaring. Bahan kimia yang disemprotkan oleh kumbang bombardier ini adalah hidrogen peroksida dan hidroquinon.Kumbang ini memiliki dua kelenjar pada bagian pygidum untuk menyimpan dan memisahkan hidrogen peroksida dari hydroquinone. Abdomen kumbang ini dirancang sangat baik sehingga dua bahan kimia berbahaya tersebut tidak tercampur dan menyebabkan kumbang tersebut meledak. Selain dua kelenjar tersebut kumbang ini memiliki ruang reaksi yang juga disebut explotion chamber yang merupakan kantung penyemprot dengan dinding yang tersusun atas sel-sel penghasil enzim katalase dan peroksidase. Di ruangan ini, terjadi reaksi kimia yang menghasilkan panas, berupa campuran panas mendidih uap air dan zat kimia pedih beracun, yaitu p-benzokuinon (C6H4O2) dengan perantara enzim katalase dan peroksidase. Campuran ini memancar dari tubuh kumbang bombardier dengan suhu mencapai 100°C dan kecepatan semprot sekitar 300-1000Hz per detik. Otot-otot di sekeliling pigydium yang mengarah ke luar sehingga semburan uap dapat diarahkan ke sumber bahaya. Kumbang itu pun dapat membakar musuhnya dengan menyemprotkan cairan yang dihasilkannya. Mekanisme ini biasa disebut “pulsed spray”. Uniknya cairan yang membahayakan musuh itu tidak mencederai kumbang itu sendiri karena bagian tubuh kumbang dilapisi dengan bahan tahan panas. Sistem pertahanan ini terbukti efektif untuk mengusir predator yang lebih besar seperti laba-laba hingga manusia.