INTRODUCTION
Melalui tulisan ini saya akan mengulas mengenai Cicada (tonggeret) serangga penanda pergantian musim yang sedang banyak bermunculan pada bulan-bulan ini (April-Mei). Di Indonesia berbagai nama dikenal sebagai local name dari Cicada, yaitu vampir pohon, tonggeret, garengpung, kriangan, nyengnyeng serta uir-uir. Keunik-kan dari serangga pencucuk penghisap ini adalah selain fungsi sosialnya sebagai penanda pergantian musim juga karena siklus hidupnya yang tidak banyak orang mengetahui bahwa Cicada memiliki umur hingga 17 tahun. Namun, sejatinya apasaja yang sudah kita ketahui mengenai serangga ini?? apakah tonggeret di Indonesia juga memiliki umur yang sama panjangnya dengan Cicada di negara lain?? apakah tonggeret di Indonesia sudah banyak diteliti hingga nama spesies bahkan distribusinya?
Gambar1. Eksuvie nimfa tonggeret instar 5 (Instar akhir)
Saya mengutip kata bijak mengenai Cicada dari www.magicicada.org “Cicada adalah salah satu keajaiban alam – jutaan serangga bernyanyi, terbang, dan kemudian pergi sebelum kita menyadarinya”. Ini adalah kondisi kita sekarang bahwa kita belum menyadari sepenuhnya apa yang ada di sekitar kita meskipun hal itu memiliki manfaat, seperti Cicada.
TAKSONOMI
Dari segi taksonomi saya tertarik untuk dapat melihat bagaimana Exuviae (selongsong kulit hasil molting serangga) dapat berfungsi sebagai penciri identitas tonggeret/Cicada hingga pada taraf spesies. Bagian tubuh nimfa tonggeret instar akhir yang dapat dijadikan sebagai penanda spesies meliputi :
a) Femoral comb/sisir atau gerigi pada femur,
b) Spine/duri pada kaki belakang
c) Ventral genitalia/kenampakan pada ujung abdomen (alat kelamin) jantan maupun betina
Gambar2. Bagian tubuh pada nimfa instar 5 yang dapat dijadikan sebagai petunjuk identifikasi spesies