(Choong, 2011)
Salah satu serangga yang banyak terdapat di Indonesia adalah capung. Capung berasal dari Ordo Odonata. Dalam ordo Odonata terdapat dua sub ordo yaitu Anisoptera dan Zygoptera. Indonesia memiliki jumlah capung yang melimpah dikarenakan kondisi iklim tropis. Dari sekitar 7.000 spesies Odonata yang telah teridentifikasi di seluruh dunia, di Indonesia terdapat sekitar 800 spesies capung (Anonim, 2017).
Vestalis luctuosa merupakan capung dari famili Calopterygidae dan subordo Zygoptera. Famili Calopterygidae beberapa dikenal dengan nama umum ebony jewelwing. Nama ini diberikan karena warna sayap capung ini adalah hitam metalik seperti perhiasan. Begitu juga dengan V. luctuosa yang memiliki warna hitam metalik pada sayap dan terdapat pantulan biru apabila terpapar cahaya. Tubuhnya berukuran panjang sekitar 40-45 mm, dengan rentang sayap 75-80 mm. Kedua matanya besar dan tampak jelas pada sisi kanan dan kiri. Tubuh capung jantan berwarna biru-ungu metalik dan keempat sayapnya berwarna hitam metalik dengan kilauan biru-ungu. Sementara caput dan toraks capung betina berwarna hijau metalik dan abdomen berwarna coklat serta keempat sayapnya tidak berwarna (Aswari, 2004).
Seperti capung pada umumnya, capung jarum berperan sebagai pemangsa atau predator serangga. Karena capung jarum terbang lebih lamban daripada capung Anisoptera (capung purba), maka capung ini lebih memilih memangsa serangga yang menempel pada tumbuhan atau tanaman tertentu, misalnya wereng coklat (Nilaparvata lugens) (Ariwibowo, 1991). Walaupun belum banyak yang meneliti terkait dengan potensi pemangsaannya, capung jarum dikatakan ikut berperan sebagai musuh alami yang dapat mengurangi populasi hama tanaman pangan.
Selain itu, capung jarum dapat berperan sebagai indikator kebersihan lingkungan, terutama daerah perairan. Semakin banyak capung yang ditemui menandakan semakin baiknya kualitas perairan di daerah sekitar. Hal ini karena larva capung rentan terhadap air yang terpolusi, sehingga tingginya polusi meningkatkan kematian larva capung. Capung ini tinggal dekat sumber air bersih dan rentan terhadap dampak dari aktivitas manusia, seperti alih fungsi kawasan hutan, pembangunan perumahan, pembukaan persawahan, perkebunan dan area industri (Anonim, 2017). Hingga saat ini IUCN menyatakan bahwa V. luctuosa merupakan serangga yang hampir terancam (NT; Near Threatened) (Dow, 2009).
Referensi
Anonim. 2017. Cek Kualitas Air Bersih dengan Capung. <https://www.biodiversitywarriors.org/cek-kualitas-air-bersih-dengan-capung.html>. Diakses pada tanggal 9 Juni 2019.
Ariwibowo, D. 1991. Kajian biologik capung jarum, Agriocnemis pygmaea (Rambur) Selys sebagai musuh alami wereng coklat, Nilaparvata lugens Stal. Tesis. Institut Pertanian “SUPER”, Yogyakarta.
Aswari, P. 2004. Ekologi capung jarum Calopterygidae: Neurobasis chinensis dan Vestalis luctuosa di Sungai Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun. Berita Biologi 7 (1): 57 – 63.
Dow, R. A. 2009. Vestalis luctuosa. The IUCN Red List of Threatened Species. <https://www.iucnredlist.org/species/163807/5654504>. Diakses pada tanggal 9 Juni 2019.